Aku termenung dibawah mentari
Diantara megahnya alam ini
Menikmati indahnya kasihmu
Kurasakan damainya hatiku
ini adalah hari pertamaku bekerja di Bank Muamalat. Tidak tahu harus berkata apa. Senang dan sedih bercampur jadi satu. Keputusanku untuk meninggalkan dunia pendidikan sudah bulat. Berat sekali rasanya meniggalkan murid-murid kesayanganku. Guntur yang gemuk dan manja. Zahra yang rewel. Dan celotehan polos Syamil sangat kurindukan.
Dahulu, selagi masih berada di bangku kuliah. Aku selalu bermimpi untuk bisa bergabung dengan Bank Muamalat. Bank yang ku tau sebagai bank pertama yang murni syariah. Ingin mengerti dan penasaran adalah dua kata kunci yang saat itu belum terjawab dalam benaku tentang bank ini. Karena, saat di SMK dulu, aku biasa menabung ke bank Muamalat. Bukan tabunganku sendiri. Tapi tabungan tetanggaku yang sudah bekerja. Dia biasanya setiap bulan menyuruhku untuk menabung sejumlah uang sisa hasil gajiannya ke bank Muamalat kemang pratama.
Impianku selama ini adalah bekerja di bAnk muamalat. Kini aku memasuki hutan rimba yang sama sekali baru dan asing untuk anak sepertiku. Ya, aku merasa masih anak-anak. Umurku sudah menginjak 24. Segala puji pada Allah Rabb Semesta Alam. Yang telah melimpahkan karunianya padaku.
Kini kubergabung dengan orang-orang besar. Orang yang dikatakan oleh orang lain sebagai komisaris. Orang yang dikatakan oleh orang lain sebagai direktur utama. Dan para petinggi lainnya di mata manusia. Aku berinteraksi dengan mereka. Mencoba menyelami jalan pikiran orang-orang besar itu.
Aku berusaha mendengar apa yang biasa mereka dengar. Berbicara apa yang mereka biasa biacarakan. Dan membaca apa yang mereka biasa baca. Intinya aku mencoba berpikir seperti apa yang mereka pikirkan. Dan alhamdulilah hasilnya bingung.
kesimpulan. BINGUNG adalah efek samping dari bergaul dengan orang-orang besar….hahaha.